Sejarah Emas Dunia dan di Indonesia
Sepanjang sejarah umat manusia, emas telah banyak digunakan dalam berbagai bentuk dan fungsi. Sejarah mencatat bahwa peninggalan-peninggalan kuno peradaban umat manusia banyak melibatkan emas sebagai bahan pembuatannya. Tak hanya itu, emas juga digunakan sebagai alat tukar sejak peradaban kuno berupa koin-koin.
Dalam masa perkembangannya, emas memang tidak lagi digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan sekarang ini. Namun nilai menajdi patokan dalam pencetakan uang kertas. Bahkan, devisa negara disimpan dalam bentuk cadangan emas.
Begitu banyak logam lainnya yang dapat ditemukan di bumi. Pun emas bukanlah hasil tambang yang paling mahal harganya. Logam termahal saat ini adalah rodium yang harganya mencapai tiga kali lipat dari harga emas.
Lalu, apa yang membuat emas memiliki kedudukan begitu tinggi? Untuk mengetahuinya, ada baiknya kita menelisik sejarah emas dalam kaitannya dengan perkembangan peradaban umat manusia. Simak uraian berikut:
Bagaimana Sejarah Emas Terbentuk?
Emas terbentuk melalui proses yang kompleks. Pembentukannya pun memakan waktu yang sangat lama. Pembentukan emas bermula dari dalam bumi ketika magma yang cair melebur bersama mineral lain dan perlahan terangkat ke kerak hingga ke permukaan bumi.
Emas keluar dalam bumi melalui retakan bebatuan di dalam mantel bumi, lalu terbawa arus air dan mengendap di dasarnya. Oleh sebab itu, biji emas banyak ditemukan di dasar sungai atau lereng pegunungan.
Kapan Manusia Mengenal Emas?
Hingga kini masih belum jelas kapan tepatnya manusia mulai mengenal emas. Jejak paling awal yang memberikan petunjuk terkait sejarah emas dalam peradaban manusia ditemukan oleh para arkeolog.
Mereka menyatakan bahwa serpihan emas telah ditemukan di gua-gua di Spanyol, tempat ditemukannya fosil manusia purba Paleolitik yang diperkirakan hidup pada tahun 40.000 sM.
Sementara itu, sumber lain mengatakan bahwa emas pertama kali ditemukan pada tahun 6.000 sM. Lalu, ada pula penemuan yang menguatkan bahwa Firaun-Firaun telah menggunakan emas pada tahun 3.000 SM.
Meski belum ada kejelasan kapan tepatnya umat manusia mulai mengenal logam mulia ini, bukti sejarah menekankan bahwa emas sudah mulai digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan pada tahun 700 SM.
Koin emas pertama dibuat oleh pedagang Lydian dengan campuran perak. Sejak saat itu, penggunaan emas sebagai mata uang semakin meluas. Sebagai akibatnya, emas menjadi simbol kekayaan.
Semakin banyak manusia yang memandang emas sebagai simbol kemakmuran, maka emas pun menjadi barang yang semakin dicari.
Namun, meski telah lama digunakan sebagai alat tukar dalam jual-beli, standar nilai emas belum ditetapkan hingga tahun 1717. Kerajaan Inggris adalah yang pertama kali menetapkan standar nilai mata uang mereka dalam emas.
Saat itu Kerajaan Inggris menetapkan bahwa satuan poundsterling mereka setara dengan 113 grain emas murni (1grain=0,0648 gram). Beberapa negara kemudian ikut menetapkan standar untuk mata uang mereka.
Kapan Pencarian Emas Dimulai?
Begitu menyadari bahwa emas memiliki nilai yang tinggi (Store of Value), sehingga mulai saat itu banyak orang mulai melalukan penambangan secara massal untuk mengumpulkan emas sebanyak-banyaknya dari dalam bumi.
Sejarah mencacat bahwa penambangan emas sudah dilakukan umat manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Ilmuwan memperkirakan bahwa perhiasan emas yang digunakan di Eropa Timur pada tahun 4.000 sM diambil dari tambang di Transylvanian Alps atau pegunungan Pangaion.
Seiring perkembangan peradaban manusia, emas tidak hanya menjadi sesuatu yang dicari dan digali, tetapi bahkan diperebutkan hingga mengakibatkan pertumpahan darah. Pertumpahan darah lantaran godaan emas sudah dimulai sejak abad ke-9 ketika Charlemagne menyerbu Avars untuk merampas emas mereka yang jumlahnya begitu banyak.
Sejarah Emas di Indonesia
Untuk mengetahui sejarah emas di nusantara, kita harus menilik ke belakang, hingga masa kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya pada masa kejayaannya merupakan sebuah kerajaan makmur yang begitu maju dalam bidang perekonomian.
Begitu pesatnya perkembangan Sriwijaya hingga pada abad ke-7 wilayah kekuasaannya mencapai sebagian besar wilayah Asia Tenggara.
Bukti sejarah yang menyatakan Kerajaan Sriwijaya sudah mengenal emas ditemukan dalam catatan perjalanan seorang pendeta Tiongkok bernama I-tsing. Ketika ia melakukan perjalanan melewati Sriwijaya pada tahun 671, koin emas telah digunakan di daerah pesisir kerajaan.
Selain itu, di situs bekas Kerajaan Sriwijaya juga telah ditemukan beberapa peninggalan yang terbuat dari emas, seperti arca. Pada masa kerajaan berikutnya, yaitu masa kerajaan Mataram kuno pada abad ke-9, emas juga ditemukan dalam bentuk koin serta perhiasan.
Kemudian, rakyat nusantara mulai secara resmi menggunakan koin emas sebagai alat pembayaran pada masa Kerajaan Jenggala (abad ke-11). Emas juga terus ditemukan pada masa kerajaan-kerajaan yang berjaya di nusantara setelahnya.
Kenapa Emas Begitu Berharga?
Begitu besarnya pengaruh emas terhadap manusia, hingga seorang penyair Romawi, Virgil, menggambarkan hasrat manusia terhadap emas dengan ungkapan, ‘Auri sacra fames’, kutukan kehausan akan emas.
Sejarah mencacat, banyak negara yang menjelajahi bumi untuk mencari emas, bahkan hingga menumpakan darah demi emas. Kedudukan emas dipandang begitu tinggi hingga banyak nyawa yang hilang dalam upaya pencarian emas.
Tetapi, apa yang sebenarnya membuat emas begitu berharga hingga banyak nyawa tertumpah? Jika ditilik dari sifatnya, emas merupakan logam lunak yang mudah ditempa menjadi bentuk apapun.
Selain itu, emas merupakan logam abadi yang terjaga kemurniannya. Emas tidak dapat berkarat dan unsur pembentuknya sama, seperti apapun bentuknya. Di mana pun emas ditemukan, kualitasnya sama. Sifat inilah yang membuat emas istimewa.
Sejarah emas mengungkapkan bahwa logam mulia ini dianggap begitu bernilai tidak hanya dari fungsinya sebagai mata uang, tetapi juga sebagai perhiasan dan simbol kemegahan.
Karena kedudukannya yang dianggap tinggi ini, emas banyak dipakai untuk membuat sesuatu yang dipandang penting, misalnya: mahkota raja, patung dewa-dewa sesembahan, bahkan untuk melapisi bangunan penting.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar